Jumlah pengunjung

Kamis, 09 Juli 2015

Tips teknologi: Kamera DSLR




Kamera DSLR kini semakin trend dikalangan masyarakat, berbagai produsen kini meluncurkan kamera DSLR terbaru, selain dilengkapi dengan berbagai fitur, kamera DSLR menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang kita inginkan jika kita mengetahui cara menggunakannya.

Menggunakan kamera DSLR tidaklah mudah dalam membuat hasil gambar yang berkualitas, ada trik-trik dan petunjuk yang harus kita ikuti untuk menghasilkan kualitas potret yang lebih baik, terkecuali Anda telah memiliki pengalaman sebelumnya tentang kamera tersebut. Dan kali ini kita akan membahas sekilas teknik dasar menggunakan kamera DSLR. Karena untuk tingkat teknik dasar tergolong mudah untuk dipelajari terlebih bagi kita yang baru pertama menggunakan kamera DSLR.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg30Ny0W4WEtZZsBodXE3NahK1pDPjyKpJqOgJpi_CSUxnUIGbiL8_Df2KjfI3EqaylxtpttC4yJBuiGd83S2BPdUtldvwGiwLv10Eqn0FIy1I7FNaQ5TlTGKtIjf1I9Iaeglx8KLtNOP4/s320/kamera-dslr.jpg

Pertama sekali yang harus diperhatikan adalah pastikan kamera sudah dalam keadaan siap untuk digunakan, cek baterai, cek memory, dll. Setelah anda rasa kamera siap digunakan, selanjutnya kita coba mensetting kamera terlebih dahulu, setting kamera ke mode AV ( aperture Value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diagfragma sehingga Shutter Speed sudah otomatis di set oleh kamera tersebut.

Lalu, Bukaan terbaik / ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (tidak disarankan jika memakai F/16 keatas, memang semua terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang sehingga hasil kurang maksimal). Selanjutnya kita pastikan memakai ISO 100 ( semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutter speednya kurang (shutter speed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan ISO nya. Lalu yang terakhir lebih baik gunakan lensa wide seperti 18-55mm dan 17-85mm.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0Rl_4ebFXJwtn24c9PZyPU_z86tHD6mrJmejmJE3bRCb6zgf_OpdPfTbpTh-SRqZo-JGNV554iCnUxUxq0idm8h3xxVWEp_rqVhFOM4TQ6U57GJG9rjgFlBaM0GRCgtk19ERmIRqooU8/s320/CameraSim.jpg

Setelah melakukan settingan, pastikan tempat dimana yang baik untuk memotret, dan dalam penentuan tempat pemotretan harus di pastikan baik-baik juga karena akan berpengaruh pada hasil foto yang akan diambil. Untuk arah cahaya matahari, lebih baik memotret jangan mengarah berlawanan, akan lebih baik membelakangi matahari (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan).

Memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik). Pilih background yang baik dan indah (pilih sesuka hati). Dan carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. Ketiga angle tersebut memberikan perbedaan pada hasil gambar yang sangat berarti.

Bila ingin memotret wajah, perhatikan latar belakang, hindari latar belakang yang berwarna – warni atau gambar yang semrawut, yang menyebabkan kurang jelas (bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol). Jadi, berusahalah untuk menghidarinya. Jika anda sudah mencoba dengan teknik dasar, dan cobalah bereksperimen dengan teknik dasar lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDETsc0qw8f0Qj08W9TfM9WY3tgrOxguqDj-vwNiIt4san-kD_yoURS-6-JHW6lfKQUMWjcjB86ynqxBm99HlDebKYaljG8me5pWySh686oXHcUOZ7B3q0QLtzEkil3VW9U85SsuQQpfw/s320/camera-dslr-Teknik-Panning.jpg

Menggunakan Kamera DSLR dengan teknik Panning, yang merupakan dengan menggerakan kamera kearah gerakan objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya latar belakang kabur, akan tetapi gambar subjek sangat jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada kecepatan atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama – sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasil akan blur (kabur).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisFbQuZoDTmhJo7MU28jFmCO6K5qHCDSV-WWm9FjEFFiiLa3wG_Fh8Ud3wzV1wWMmskqdzfL_I4mpyTlowJu6Je2QsVTh2IkT4cXsJow0SDG_ZHlSlGslaOdOgnwx4_2aE8w36mWkPpms/s320/kamera-dslr-Teknik-slowspeed.JPG

Menggunakan kamera SDLR dengan teknik slowspeed adalah jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya gambar akan tampak kabur, seakan – akan disapu, namun latar belakang jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp1nfBCEV8du1oaTtmObE7hsqBMNj-DbDeDWnFUNSx93jsM1WD_fL-mv_lfKEJabjEaOMAAOCkrllg0t1tGZlzQFDyzpMTjgOssvo4tmnqlW_d4ijDUBEa6ZyMzNVWc9q8QdLc3F2rL08/s320/kamera-dslr-Teknik-freeze.jpg

Menggunakan kamera DSLR dengan menggunakan teknik freeze yaitu speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergeraan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang harus kita gunakan. Dengan beberapa teknik dasar menggunakan kamera DSLR ini, semoga dapat membantu anda dalam bereksperimen untuk menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang diinginkan, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.



Memahami Mode Auto Fokus Kamera DSLR
Saat ini hampir semua kamera DSLR dilengkapi dengan beberapa pilihan cara kamera melakukan autofokus (autofocus mode). Memotret vas bunga yang diam diatas meja tentu membutuhkan cara autofokus yang berbeda dengan memotret anak kecil yang sedang menggiring bola dilapangan. Sengaja pembahasan kali ini mengenai autofokus dan bukan manual fokus supaya tidak terlalu panjang.
Saat memotret benda diam, kita biasanya menggunakan satu titik fokus, mengunci fokus sekali baru memotret. Namun saat memotret benda/orang yang selalu bergerak berpindah posisi, kita butuh kamera yang mampu memindahkan titik fokus secara otomatis mengikuti seubyek tersebut. Berita bagusnya, kamera DSLR dilengkapi dengan fitur tersebut. Mari kita bedah satu persatu:

Mode Autofokus Single Area
Di kamera DSLR Canon dinamai “One Shot AF” sementara di kamera DSLR Nikon dinamai “Single Area AF”. Dari namanya cukup jelas bahwa kita memilih satu titik fokus lalu kamera akan mencari kontras di satu area titik fokus tersebut. Saat kita memencet separuh tombol shutter atau memencet tombol AF-On (jika menggunakan kamera DSLR yang memiliki tombol AF-On terdedikasi), kamera akan mengunci fokus di titik tersebut sekali. Jika subyek berpindah posisi dan meskipun kita tetap pencet separuh tombol shutter, kamera tidak akan memindahkan fokus secara otomatis.
Dalam mode ini, kita tidak akan bisa memencet penuh shutter (mengambil foto) sebelum kamera bisa mengunci titik fokus. Namun ketentuan ini bisa diakali lewat pengaturan di menu autofocus dan mengatur focus priority.

Mode Autofokus Continuous/AI Servo
Mode ini dikamera DSLR Nikon dinamai “Continuous/AF-C” sementara di Canon dinamai “AI Servo”. Mode ini digunakan saat kita harus mengikuti sebuah subyek foto yang terus berpindah posisi, misalnya saat kita memotret sport, binatang atau mobil yang sedang melaju.
Dalam mode ini, kamera akan menganilis pergerakan subyek dan memprediksi kemana arah gerak si subyek dengan menempatkan titik fokus sedikit mendahului keberadaan subyek. Dengan mode Continuous, kita bisa mengikuti pergerakan subyek dan mendapatkan fokus yang tajam. Caranya adalah dengan terus memencet separuh tombol shutter sambil membidik pergerakan subyek atau dengan terus memencet tombol AF-On dengan jempol (jika ada).
Mode Autofokus Hybrid/Campuran Antara Single & Continuous
Di kamera DSLR Canon dinamai “AI Focus” sementara di Nikon dinamai “AF-A”. Merupakan mode fokus campuran antara single dan Continuous dimana kamera akan secara mengganti fokus dari single ke continous atau sebaliknya sesuai kondisi subyek foto. Jika yang difoto diam kamera akan memakai Single sementara saat obyek bergerak kamera akan berganti ke mode Continuous.
Tidak semua jenis kamera DSLR memiliki mode ini. Bagi pemula, pilihan mode ini sebenarnya lumayan membantu karena tidak perlu mengganti-ganti mode fokus.
Mode Autofokus Mana Yang Sebaiknya Anda Pakai?
Kesimpulan yang sebenarnya cukup gampang:
  1. Saat memotret benda diam atau orang yang berpose silahkan gunakan mode Single
  2. Saat memotret benda bergerak secara konstan, gunakan mode Continuous
  3. Untuk keperluan sehari-hari, anda bisa meninggalkan kamera secara default di posisi continous mode atau mode hybrid. Baru saat kamera tidak bisa mengunci fokus di mode Continuous , misal saat memotret di kondisi agak gelap silahkan pindahkan ke mode Single.
  4. Bagi pemula yang tangannya masih belum terlalu lincah mengganti-ganti mode fokus secara cepat, anda bisa menggunakan mode hybrid (jika memang dikamera ada).
Bagaimana Cara Mengganti Mode Fokus?
Cara mengganti mode fokus tidak sama dari satu kamera ke kamera lain. Untuk itu saya sarankan cek di manual masing-masing. Di kamera Nikon D300s/D700, anda bisa menemukan pengait kecil yang ada dibagian depan sebelah kiri mount lensa: AF-S, AF-C dan M (amanual). Sementara di Canon (misal EOS 60D), anda bisa menganti mode fokus dengan memencet tombol AF dibagian atas kamera lalu akan muncul pilihan mode fokus di panel LCD atas.



Teknik Dasar Menggunakan Kamera DSLR Untuk Pemula
Kamera DSLR kini semakin trend dikalangan masyarakat, berbagai produsen kini meluncurkan kamera DSLR terbaru, selain dilengkapi dengan berbagai fitur, kamera DSLR menghasilkan kualitas gambar sesuai dengan yang kita inginkan jika kita mengetahui cara menggunakannya. Menggunakan kamera DSLR tidaklah mudah dalam membuat hasil gambar yang berkualitas, ada trik-trik dan petunjuk yang harus kita ikuti untuk menghasilkan kualitas potret yang lebih baik, terkecuali telah memiliki pengalaman sebelumnya tentang kamera tersebut. Banyak diantara kita yang baru mengenal kamera DSLR dibuat bingung oleh banyaknya menu yang disediakan, sehingga tidak memaksimalkan hasil foto yang diperoleh.

Berikut ini, akan dibahas mengenai teknik dasar menggunakan kamera DSLR untuk pemula.

1. Mengaktifkan kamera.
Mengaktifkan kamera tentunya sangat mudah yaitu dengan menekan tombol on. Setelah aktif, coba cek fokus kamera dengan melihat suatu objek melalui viewfinder. Membiasakan diri untuk melihat objek foto dengan menggunakan viewfinder jangan menggunakan monitor LCD, dimaksudkan agar terbiasa dengan viewfinder sehingga dapat menguasai objek yang akan di foto.

Adalah memastikan kamera sudah dalam keadaan siap untuk digunakan, cek baterai, cek memory, dll. Setelah anda rasa kamera siap digunakan, selanjutnya kita coba mensetting kamera terlebih dahulu, setting kamera ke mode AV ( aperture Value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diagfragma sehingga Shutter Speed sudah otomatis di set oleh kamera tersebut.

2. Mengatur menu kamera.

Kamera DSLR dengan monitor LCD biasanya berisikan menu setting untuk pengambilan foto. Sebelum memulai pemotretan, harus dapat melakukan pengaturan terhadap kamera, mulai dari pengaturan ISO, white balance, format gambar, diafragma, shutter speed dan ukuran gambar yang akan disimpan di memori kamera.
Kemampuan men-setting kamera tentunya tidak akan memberikan hasil yang memuaskan begitu saja, diperlukan pembelajaran dan praktek yang terus menerus, dimana kita akan ditantang untuk dapat meramu perpaduan antara shutter speed, aperture [diafragma/F] dan ISO.
Kemampuan mengatur shutter speed sangat menentukan dalam memperoleh foto yang baik. Ketika akan mengambil foto objek bergerak maka dibutuhkan shutter speed yang cepat agar objek terlihat jelas, sedangkan apabila memotret di tempat yang gelap maka shutter speed harus diatur selambat mungkin agar kamera dapat mengumpulkan banyak cahaya untuk menerangi objek foto.
Ketika menggunakan shutter speed rendah agar foto yang dihasilkan tidak blur karena gerakan tangan maka kita dianjurkan menggunakan tripod untuk menyangga kamera. Setelah mengatur shutter speed, maka kita harus dapat mengatur aperture/diafragma. Ingat cara kerja aperture [biasa dilambangkan degan F] adalah semakin kecil nilai F-nya maka akan semakin besar bukaan diafragmanya ini mengartikan cahaya yang dikumpulkan akan semakin banyak sehingga objek foto akan semakin terang.
Untuk memperoleh exposure [pencahayaan] yang baik maka perlu diperhatikan penyeimbangan nilai shutter speed dan aperture, dan tentunya pemilihan ISO juga berpengaruh. Dalam memilih ISO seorang fotografer harus ekstra hati-hati, karena semakin tinggi nilai ISO maka semakin cepat reaksi sensor terhadap cahaya.
Kunci pemilihan ISO dan shutter speed, apabila anda memilih ISO yang tinggi misalkan ISO 400, ISO 1000 dll maka anda harus memilih shutter speed yang cepat. Begitu pula sebaliknya, bila anda memilih ISO rendah maka anda harus memilih nilai shutter speed yang lambat.
Penggunaan ISO rendah (ISO 64 atau ISO 800) dapat digunakan pada saat hari cerah, sedangkan ISO tinggi seperti 400, 800, 1000 dapat digunakan kepada objek gambar yang berada dalam cahaya rendah [gelap]. Jika ingin men-setting ISO yang dapat digunakan di segala jenis kondisi maka sebaiknya gunakan ISO 100 atau ISO 200.

Catatan penting :
Bukaan terbaik / ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (tidak disarankan jika memakai F/16 keatas, memang semua terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang sehingga hasil kurang maksimal). Selanjutnya kita pastikan memakai ISO 100 ( semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutter speednya kurang (shutter speed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan ISO nya. Lalu yang terakhir lebih baik gunakan lensa wide seperti 18-55mm dan 17-85mm.

3. Mengarahkan kamera ke objek yang diinginkan.
Setelah men-setting tingkat exposure [pencahayaan] maka saatnya bagi kita untuk mulai membidik objek yang akan difoto, disini sisi artistic kita mulai diuji. Karena pada bagian ini akan menentukan seperti apa hasil foto yang kita ambil nantinya. Keahlian dalam menentukan angle dan sense of art kita dapat membuat sebuah objek yang biasa saja dipandang mata dapat menjadi luar biasa apabila dipandang melalui kamera.

4. Menggunakan auto-focus otomatis.
Apabila kita ingin menghasilkan foto yang sempurna, tajam dan jelas tanpa harus repot melakukan pengaturan focus, maka ada baiknya kita menggunakan focus otomatis yang sudah tersedia di dalam
kamera DSLR. Kita dapat mengetahui/mencoba melihat apakah focus otomatis bekerja atau tidak dengan menekan setengah tombol shooting.

5. Memahami empat element utama dalam fotografi.
Saat ‘mengeksekusi’ objek yang akan kita foto ada baiknya kita tidak melupakan keempat elemen dalam fotografi yaitu kondisi pencahayaan, komposisi, sudut pengambilan [angle] dan momen yang tepat untuk melakukanya.
Fotografi bukanlah sekedar teori saja untuk itu ada baiknya kita agar terus mempraktekan sehingga keahlian kita akan terasah. Dan yang terpenting kita mengerti mengenai fungsi dasar dari shutter speed, arpeture dan ISO sehingga dapat menghasilkan exposure yang mendukung indahnya foto yang dihasilkan.

Setelah melakukan settingan, pastikan tempat dimana yang baik untuk memotret, dan dalam penentuan tempat pemotretan harus di pastikan baik-baik juga karena akan berpengaruh pada hasil foto yang akan diambil. Untuk arah cahaya matahari, lebih baik memotret jangan mengarah berlawanan, akan lebih baik membelakangi matahari (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan).

Memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik). Pilih background yang baik dan indah (pilih sesuka hati). Dan carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. Ketiga angle tersebut memberikan perbedaan pada hasil gambar yang sangat berarti.

Bila ingin memotret wajah, perhatikan latar belakang, hindari latar belakang yang berwarna – warni atau gambar yang semrawut, yang menyebabkan kurang jelas (bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol). Jadi, berusahalah untuk menghindarinya. Jika anda sudah mencoba dengan teknik dasar, dan cobalah bereksperimen dengan teknik dasar lainnya.




Kali ini saya akan membagikan sedikit tips bagaimana memegang kamera DSLR yang baik. Sebenarnya tidak ada aturan yang pasti dalam memegang kamera DSLR. Sama halnya seperti melukis, tidak ada aturan baku cara memegang kuas karena hal tersebut tergantung kebiasaan Pelakunya. Namun perlu dipahami, semua badan kamera DSLR didesain dengan perhitungan ergonomis, disesuaikan dengan ukuran dan anatomi tangan manusia.
Kemudahan, Keamanan, dan kenyamanan adalah tujuannya memegang posisi kamera DSLR dengan benar. Sebaliknya, cara memegang kamera DSLR yang tidak sesuai desain anatomi kamera DSLR dapat menyebabkan ketidaknyamanan di samping kurang aman. Petunjuk memegang kamera DSLR yang nyaman dan aman adalah sebagai berikut:
memegang kamera DSLR
gambar : Telapak tangan kiri menyangga kamera sambil memutar ring focus dan zoom, tangan kanan memegang grip bodi kamera untuk memperkuat keseimbangan.
Gunakan telapak tangan kiri untuk menyangga lensa dan bodi kamera DSLR, sambil jari-jari mengatur titik fokus (manual) dan mengatur zooming. Tangan kanan memegang grip pada bagian kanan bodi kamera DSLR untuk mengurangi camera shake, sambil jari-jari bekerja mengatur mode dial dan menekan tombol shutter dengan telunjuk jari kanan.
Jika anda menghendaki memotret dalam format vertikal, posisi tangan tetap sama, tangan kiri menyangga lensa dan bodi kamera DSLR dan tangan kanan memperkuat keseimbangan. Tekan tombol shutter dengan telunjuk jari tangan kanan.
memegang kamera vertikal
gambar : Memegang kamera DSLR secara vertikal
Pada saat posisi vertical, posisi tangan tidak berubah. Tangan kiri menyangga kamera DSLR dan jari tangan kanan menekan tombol shutter.
Cara memegang kamera DSLR yang tidak umum hanya akan menyebabkan rasa tidak nyaman. Dari segi waktu, kurang efektif karena jari-jari kanan harus berpindah posisi mencari tombol shutter setelah selesai mengatur fokus zoom. Yang terjadi anda malah bisa kehilangan momen penting yang ingin diabadikan.



Teknik memakai mode Manual di kamera digital (DSLR)
Kamera digital atau DSLR saat ini sudah sangatlah canggih, dan banyak dari mereka yang menyediakan fungsi dan mode2 otomatis yang bisa mempermudah pengambilan gambar dengan pengaturan cahaya yang baik. Digital SLR sekarang datang dengan mode otomatis yang banyak dan beragam, dan tiap fungsi dapat mengantisipasi dan mencari pengukuran pencahayaan dengan tepat di setiap situasi yang berbeda2. Namun, tentu saja fungsi otomatis seharusnya tidak dapat mengalahkan insting dan pengukuran cahaya dari diri kita sendiri, agar kita bisa mencapai pencahayaan yang kita inginkan.
Marilah simak mode M atau Manual yang sakti ini, kiranya kapan waktu terbaik untuk menggunakannya, dan bagaimana cara terbaik untuk mencapai pencahayaan yang sempurna dengan mode ini.
mode dan fungsi di kamera digital dslr
Kapankah waktu yang tepat untuk menggunakan mode manual?
  • di mana pencahayaan pada lingkungan pemotretan sulit, dan fungsi otomatis dari kamera tidak dapat mengukur pencahayaan dengan benar. Biasanya terjadi pada situasi backlit, atau di mana cahaya utama dan sangat dominan searah dengan pandangan sang fotografer.
  • di mana sang fotografer ingin menjadi kreatif. Tidak semua foto itu harus diukur pada pencahayaan yang tepat. Kadang kala ada situasi di mana foto itu bagus nya jika over-exposed atau under-exposed.
  • di mana kontras dan jarak antara terang dan gelap sangatlah jauh berbeda. Situasi ini juga sangat sulit untuk diukur oleh kamera secara otomatis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar